Universitas Padjadjaran
Universitas Padjadjaran
|
|
Didirikan
|
|
Jenis
|
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
|
Staf akademik
|
1.790 (2013)[1]
|
Jumlah mahasiswa
|
29.269 (2013)[1]
|
3.937 (2013)[1]
|
|
4.370 (2013)[1]
|
|
1.887 (2013)[1]
|
|
Lokasi
|
|
Biru Tua
|
|
Julukan
|
Jaket Biru Dongker
|
Afiliasi
|
ASAIHL,
- SEAMEO - AUN - AUAP
|
Situs web
|
Pada 20 Oktober 2014, Universitas ini berubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dari Badan Layanan Umum (BLU). Peresmian itu ditandai dengan peraturan pemerintah (PP) yang ditandatangani mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penetapan itu didasarkan atas evaluasi kinerja yang dilakukan tim independen yang dibentuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud)[2].
Sejarah
Pemilihan nama "Padjadjaran" yang digunakan diambil dari nama kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Padjadjaran, yang dipimpin oleh Raja Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M). Nama ini adalah nama yang paling terkenal dan dikenang oleh rakyat Jawa Barat, karena kemashuran sosoknya di antara raja-raja yang ada di tatar Sunda pada masa itu. Universitas Padjadjaran didirikan atas prakarsa para pemuka masyarakat Jawa Barat yang menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan.Setelah melalui serangkaian proses, pada tanggal 11 September 1957 Universitas Padjadjaran secara resmi didirikan melalui Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1957, dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 September 1957.
Pada awal berdirinya, Unpad memiliki 4 fakultas, saat ini telah berkembang menjadi 16 fakultas dan program pascasarjana. Program yang ditawarkan Unpad meliputi program doktor (S-3) terdiri dari 9 program studi, program magister (S-2) terdiri dari 19 program studi, 2 program spesialis, 5 program profesi, dan program sarjana (S-1) terdiri dari 44 program studi, program diploma III (D-3) terdiri atas 32 program studi dan program diploma IV (D-4) terdiri atas 1 program studi. Unpad juga memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sebagai wadah untuk mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Lahirnya Universitas Padjadjaran merupakan puncak dari gerakan pencerdasan kehidupan masyarakat Jawa Barat yang sudah dirintis oleh beberapa tokoh, antara lain Raden Dewi Sartika, Siti Jenab, Ayu Lasminingsih, K.H. Abdul Halim, dan K.H. Hasan Mustofa.
Hasrat mencerdaskan kehidupan bangsa ini semakin kuat ketika kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Tokoh-tokoh masyarakat Jawa Barat berkeinginan keras agar generasi muda Jawa Barat dapat meningkatkan pendidikannya sampai jenjang perguruan tinggi. Keberadaan Institut Teknologi Bandung (ITB) kala itu dianggap kurang memadai. Selain karena pendidikan khusus di bidang teknik, juga dianggap tidak terlalu mendukung pendidikan Jawa Barat dan Bandung, karena ITB sudah merupakan perguruan tinggi nasional.
Masyarakat Jawa Barat ingin memiliki sebuah universitas negeri yang menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai bidang ilmu. Akan tetapi, karena situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif karena berkecamuknya Perang Kemerdekaan (1945-1949), perwujudan ke arah cita-cita itu terhambat. Pada tahun 1950-an tekad para tokoh masyarakat Jawa Barat untuk memiliki sebuah universitas negeri di Bandung semakin mengarah pada kenyataan, terutama setelah dipilihnya Kota Bandung sebagai tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955.
Pada tanggal 4-7 Nopember 1956 dengan sepengetahuan penguasa dan pemerintahan setempat di masa itu, pernah diadakan Kongres Pemuda Sunda di Bandung dan dihadiri oleh para utusan dari semua daerah Jawa Barat, termasuk Jakarta, dan juga dari Yogyakarta. Kongres ini bertujuan untuk mencari jalan konkret dan positif dalam turut serta menyelesaikan berbagai masalah yang pada saat itu berkecamuk di Tanah Sunda, termasuk gangguan keamanan yang dilakukan oleh gerombolan Kartosuwiryo, kehidupan sosial ekonomi yang dirasakan sangat sulit, dan kehidupan kebudayaan yang tertekan.
Melalui Surat Keputusan Nomor 91445/.CIII tanggal 20 September 1957, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mengubah status dan fungsi Badan Pekerja Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri di Bandung menjadi Presidium Universitas Padjadjaran. Presidium ini dilantik oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 24 September 1957 di Gubernuran Bandung, yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, para presiden universitas negeri seluruh Indonesia, para pembesar sipil dan militer, para guru besar dan dosen.
Pada awal berdirinya Universitas Padjadjaran hanya memiliki 4 (empat) fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dua fakultas yang disebut pertama berasal dari Yayasan Universiitas Merdeka di Bandung; sementara fakultas yang disebut terakhir merupakan penjelmaan dari Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di Bandung. Keempat fakultas ini secara resmi pembentukannya didasarkann pada peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 1957 tertanggal 24 September 1957.
Di masa-masa perjuangan dan perintisan pendiriannya, Universitas Padjadjaran dipimpin oleh sebuah presidium yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Pelantikan presidium ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 24 September 1957, bertempat di Gubernuran Jawa Barat, Jalan Otto Iskandar Dinata No. 1 Bandung. Presidium ini terdiri dari tokoh-tokoh kalangan pemerintah daerah dan masyarakat Jawa Barat.
Kepemipinan Universitas Padjadjaran oleh Presidium hanya berlangsung satu setengah bulan. Selanjutnya pada tanggal 6 November 1957 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 154/M tanggal 1 Oktober 1957 pimpinan Universitas Padjadjaran diserahterimakan dari Presidium kepada Prof.Mr.Iwa Kusuma Sumantri yang diangkat menjadi Presiden Universitas Padjadjaran.
Untuk mambantu kelancaran tugas pimpinan universitas, pada tanggal 20 Februari 1958 dibentuk Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran dengan ketua Prof.Mr.Iwa Kusuma Sumantri yang dibantu oleh beberapa orang pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat Jawa Barat. Pembentukan yayasan ini pun dimaksudkan untuk memberikan dukungan serta bantuan moral dan material bagi pembina Universitas Padjadjaran dan penghubung antara universitas masyarakat.
Pada tanggal 30 Agustus 1958, pemerintah juga melantik Dewan Kurator Universitas Padjadjaran dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 8295/S, tanggal 22 Agustus 1958. Dewan ini bertugas membantu pemerintah dalam pemeliharaan dan pembinaan Universitas Padjadjaran. Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) sebagai perubahan dari Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963-1964, FPJ dan FKIP melepaskan diri dari Unpad dan masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga dan Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).
Tahun 1961, Prof.Mr.Iwa Kusumasumantri diangkat menjadi Menteri PTIP. Oleh karena iitu, Presiden Universitas Padjadjaran untuk sementara waktu dijabat oleh Prof. drg. R. G. Soeria Soemantri, M.P.A., F.A.C.D., M.R.S.H. (September 1961 s.d. Juni 1962) dengan Drs. Muchtar Affandi sebagai sekretaris. Selanjutnya Prof. drg. R. G. Soeria Soemantri dikukuhkan sebagai Presiden Universitas Padjadjaran untuk periode 1962-1964. Pengukuhan ini diikuti juga dengan perubahan struktur organisasi Universitas Padjadjaran, yaitu jabatan Sekretaris I dan II diubah menjadi Kuasa Presiden I, II dan III.
Sejak tahun 1963, keorganisasian di Universitas Padjadjaran mengalami perubahan lagi, yaitu sebutan Presiden Universitas Padjadjaran menjadi Rektor Universitas Padjadjaran, dan Kuasa Presiden menjadi Pembantu Rektor.
Sejalan dengan perkembangan pendidikan/ilmu pengetahuan maka pada tanggal 22 September 1973, Rektor/Ketua Senat Guru Besar dengan Surat Keputusan Nomor 30/Kep/Universitas Padjadjaran. Kebijakan ini disusul oleh Surat Keputusan Rektor Nomor 75/Kep/Universitas Padjadjaran/73 tentang Struktur, Organisasi, Wewenang dan Tatakerja dalam Lingkungan Universitas Padjadjaran.
Pada perkembangan selanjutnya struktur, organisasi, wewenang dan tatakerja dalam lingkungan Universitas Padjadjaran mengalami berbagai perubahan yang menyesuaikan dengan tuntutan dan situasi kekinian dunia pendidikan.
Rektor
- Prof. Iwa Koesoemasoemantri (1957–1961)
- Prof. Soeria Soemantri (1961–1964)
- Moh Sanusi Hardjadinata (1964–1966)
- Prof. RS Soeria Atmadja (1966–1973)
- Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (1973–1974)
- Prof. Hindersah Wiraatmadja (1974–1982)
- Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita (1982–1990)
- Prof. Dr. H. Maman P. Rukmana (1990–1998)
- Prof. Dr. HA Himendra Wargahadibrata (1998–2007)
- Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA (2007–sekarang)
Lagu
Lagu wajib mahasiswa Universitas Padjadjaran adalah Himne UNPAD dan Almamater, yang diciptakan oleh Alumnus UNPAD, Iwan Abdurrahman. Dalam lagu Himne Universitas Padjadjaran ini, bait-baitnya menggambarkan rasa cinta dan harapan insan-insan di dalamnya. Penggambaran yang jujur apa adanya tentang sebuah pengabdian, cinta dan harapan. Hal ini tercermin dari liriknya yang lugas, sederhana, dengan kombinasi nada yang mudah difahami. Sedangkan Almamater, lagu ini menggambarkan rasa cinta sivitas akademika kepada Universitas Padjadjaran. Liriknya ‘Jangankan keringatku, darahku pun kurelakan. Guna baktiku padamu, Almamater…’, mengingatkan bagaimana sivitas akademika UNPAD tetap cinta dan rela berkorban demi almamater. [3]Fasilitas
Pemondokan
UNPAD mempunyai Pemondokan beragam, terdiri dari Asrama Padjadjaran I, Asrama Padjadjaran II, Asrama Padjadjaran III dan Asrama Pedca. Semua asrama ini diperuntukan untuk mahasiswa, baik untuk mahasiswa Bidik Misi (Asrama I dan II) mau pun mahasiswa asing (Asrama III). Sedangkan mahasiswa yang mengambil Pendidikan Dokter, disediakan Bale Padjadjaran untuk menunjang pemondokan di kampus. [4].Ruang Pertemuan
Graha Sanusi Hardjadinata Universitas
Padjadjaran
Salah satu gedung pertemuan yang sering digunakan adalah
Graha Sanusi Hadjadinata. Gedung ini mempunyai kapasitas 1000 orang dan sering
digunakan untuk berbagai kegiatan seperti seminar, rapat, dan wisuda. Selain
untuk para civitas akademika UNPAD, gedung ini juga disewakan untuk umum dan
kegiatan resepsi. [5].Selain gedung pertemuan, terdapat juga tiga Balai yang digunakan untuk kegiatan penunjang kampus seperti seminar, rapat atau pun digunakan dalam acara kegiatan kemahasiswaan.
Perpustakaan
Sebagai fasilitas penunjang pendidikan, UNPAD mempunyai perpustakaan pusat yang berada di UNPAD Dipatiukur, Bandung. Perpustakaan ini dibawah koordinasi UPT Perpustakaan.Dalam operasionalnya, perpustakaan ini menjalankan fungsinya sebagai sarana belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi senantiasa memberikan pelayanan yang baik kepada sivitas akademika Unpad khususnya, dan masyarakat pengguna lainnya. Sehingga perpustakaan terbuka untuk umum.
Ketentuan Umum dan Persyaratan
Ketentuan Umum- SNMPTN merupakan pola seleksi nasional berdasarkan penjaringan prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi-prestasi lainnya.
- Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) merupakan basis data yang berisikan rekam jejak sekolah dan prestasi akademik siswanya.
- Sekolah yang berhak mengikutsertakan siswanya dalam SNMPTN adalah sekolah yang mempunyai Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan yang mengisikan data prestasi siswa di PDSS.
- Siswa yang berhak mengikuti seleksi adalah siswa yang memiliki rekam jejak prestasi akademik di PDSS.
- Siswa pelamar wajib membaca ketentuan yang berlaku pada masing-masing PTN di laman PTN yang dipilih.
Ketentuan Khusus
Persyaratan Sekolah
Sekolah yang siswanya berhak mengikuti SNMPTN adalah:
- SMA/SMK/MA/MAK negeri maupun swasta, termasuk sekolah RI di luar negeri.
- Telah mengisi PDSS.
- Terdaftar sebagai peserta Ujian Nasional (UN) 2013.
Persyaratan Siswa Pelamar
Pendaftaran
- Siswa SMA/SMK/MA/MAK kelas terakhir yang mengikuti UN pada tahun 2013.
- Memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan terdaftar pada PDSS.
- Memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah.
- Memiliki prestasi akademik di sekolah pada semua semester.
Lulus dari Ujian Nasional dan Satuan Pendidikan, lulus SNMPTN 2013, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN penerima.
Institut Teknologi Bandung
Institut Teknologi Bandung
|
|
Lambang
ITB[2]
|
|
Moto
|
|
Moto dalam bahasa Indonesia
|
Kemajuan dalam keselarasan
|
Didirikan
|
|
Jenis
|
|
Prof. Dr. Ir. Kadarsah
Suryadi, DEA
|
|
Staf akademik
|
1.175 (2013)[5] S1 - 20 - 1,7%[5] S2 - 332 - 28,26%[5]
S3 - 823 - 70,04%[5]
|
Jumlah mahasiswa
|
20.901 (2013)[5]
|
14.071[5]
|
|
5.928[5]
|
|
902[5]
|
|
Lokasi
|
Jl. Ganesha 10/12Bandung,
Jawa Barat, Indonesia
|
Kampus
|
Urban, 795.646 meter persegi[5]
|
Julukan
|
Kampus Ganesha; Kampus Cap Gajah
|
Maskot
|
|
Situs web
|
|
|
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia[10] sekaligus lembaga pendidikan tinggi pertama di Hindia-Belanda[11]. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.
Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor pos, kantin, bank, dan klinik.
Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah Campus Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, di antaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal), Sarana Olah Raga, Sasana Budaya Ganesha, Pusat Bahasa, pusat layanan komputer (ComLabs). ITB juga memiliki Observatorium Bosscha (salah satu fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara Bandung.
Rektor ITB saat ini adalah Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, untuk masa jabatan 2015-2020.[12]
Sejarah
Lihat pula: Technische Hoogeschool te Bandoeng,
Bandung Kogyo Daigaku, Sekolah Tinggi Teknik Bandung, Technische
Faculteit, Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie, Universiteit van Indonesie te
Bandoeng, Universitas Indonesia Bandung, dan
Sejarah perguruan tinggi di
Indonesia
- Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - 1920-1942)
- Institute of Tropical Scientific Research (1942-1945)
- Bandoeng Koogyo Daigaku (1944-1945)
- Sekolah Tinggi Teknik Bandung (1945-1946)
- Technische Faculteit, Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie (1946-1947)
- Faculteit van Technische Wetenschap dan Faculteit der Exacte Wetenschap Universiteit van Indonesie te Bandoeng (1947-1950)
- Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia Bandung (1950-1959)
- Institut Teknologi Bandung (1959-sekarang)
Pada masa penjajahan Jepang, upaya untuk membuka kembali perkuliahan TH Bandung ditolak secara tegas, namun kegiatan penelitian di laboratorium-laboratorium yang ada di kampus TH Bandung diijinkan. Komunitas laboratorium tersebut dinamakan Institute of Tropical Scientific Research (Lembaga Penelitian Ilmiah Tropis) yang diawaki oleh banyak staf akademik TH Bandung.
Pada tanggal 1 April 1944, THS dibuka kembali oleh Pemerintah Militer Jepang dengan nama バンドン工業大学 (Bandung Kōgyō Daigaku)[14] setelah ditutup sejak 8 Maret 1942 dengan menyerahnya Hindia Belanda di Kalijati. BKD membuka tiga bagian yaitu Teknik Sipil (Dobubuka), Teknik Kimia (Oyakagabuka), Listrik dan Mesin (Denki dan Kikaika). Lama studi untuk menjadi insinyur (kogakusi) adalah tiga tahun, mengikuti kurikulum yang diterapkan di Tokyo Kogyo Daigaku (Tokyo Institute of Technology) pada masa itu.
Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, pada bulan Agustus 1945, namanya diubah menjadi "Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung" yang membuka tiga bagian yaitu Bagian Bangunan Jalan dan Air, Bagian Kimia, dan Bagian Mesin dan Listrik dengan lama studi empat tahun. Pada tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta namun karena serbuan tentara Belanda ke Yogyakarta, pada tanggal 19 Desember 1948 STT Bandung di Yogyakarta terpaksa ditutup. Beberapa waktu kemudian sekolah itu dibuka kembali pada tahun 1949 dengan hanya menyelenggarakan Bagian Sipil saja dan menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Pada tanggal 21 Januari 1946, NICA mendirikan Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie - Universitas Darurat Hindia Belanda di mana salah satu fakultasnya adalah Fakultas Teknik sebagai pengganti STT Bandung di lokasi Kampus THS dulu. Sebagian besar pengajarnya adalah para mantan pengajar THS yang baru saja dibebaskan dari kamp interniran Jepang[15].
Pada tanggal 12 Maret 1947, NICA mendirikan Universiteit van Indonesie yang berpusat di Jakarta. Kampus THS berikut para pengajarnya dijadikan Faculteit van Technische Wetenschap. Pada 6 Oktober 1947, Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri.
Ini kemudian menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia di Bandung sejak 2 Februari 1950. Pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).
Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi di Kota Bandung pada tanggal 2 Maret 1959. Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonom. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
Kini, dengan suplai tahunan pelajar-pelajar Indonesia terbaik, ITB merupakan salah satu pusat ilmu sains, teknologi, dan seni terbaik di Indonesia.
ITB juga mendukung para pelajar dan aktivitas sosial mereka dengan mendukung himpunan mahasiswa yang ada di setiap departemen.
Setiap tahunnya, ITB memilih seorang mahasiswa terbaik untuk dikirim ke pemilihan mahasiswa teladan nasional. Ganesha Prize adalah nama penghargaan untuk mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik ini. Penghargaan ini biasanya diberikan secara resmi pada seremoni penerimaan mahasiswa baru.
Sejak tanggal 26 Desember 2000 ITB menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN) sebagaimana diatur Peraturan Pemerintah Nomor 155 Tahun 2000.
Sejak tanggal 12 April 2012 ITB menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah (PTP) sebagaimana diatur Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2012.
Sejak tanggal 14 Oktober 2013 ITB menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang memiliki otonomi pengelolaan dalam akademik dan non-akademik sebagaimana diatur Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG.
Fakultas dan Sekolah
Fakultas/sekolah dan program studi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bangunan perpustakaan
pusat ITB
Fakultas adalah unit pendidikan di ITB yang memiliki
beberapa program studi (dulu departemen), baik di tingkat sarjana, magister,
maupun doktor. Sementara itu, sekolah adalah unit pendidikan yang memiliki
beberapa program studi dengan bidang keilmuan yang berdekatan.Misalnya, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB memiliki 5 program studi, yaitu di lingkup keelektroteknikan (Teknik Elektro, Telekomunikasi, dan Tenaga Listrik), serta di lingkup ilmu komputer (Teknik Informatika dan Sistem Teknologi Informasi). Namun, cakupan keilmuannya dianggap cukup dekat. Oleh karena itu, meskipun jumlah program studi di dalamnya semakin banyak, istilah 'sekolah' tersebut tidak diubah menjadi 'fakultas'.
Secara administratif tidak ada perbedaan yang berarti antara fakultas dan sekolah; perbedaan fakultas dengan sekolah di ITB hanyalah sekadar terminologi. Keduanya dipimpin oleh seorang Dekan dengan dibantu oleh 2 orang Wakil Dekan, yaitu Wakil Dekan bidang Akademik dan Wakil Dekan bidang Sumber Daya.
Akreditasi
Setelah bertahun-tahun mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai A untuk sebagian besar program studinya, pada tahun 2011 dua program studi ITB meraih akreditasi internasional dari Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) yang merupakan badan akreditasi independen terkemuka di Amerika Serikat (AS). Program studi yang mendapatkan akreditasi dari ABET adalah Program Studi Teknik Elektro dan Program Studi Teknik Kelautan.[9]Pada pertengahan Agustus 2012, kembali ITB meraih akreditasi internasional untuk dua program studi yaitu Program Studi Teknik Kimia dan Program Studi Teknik Fisika. Kini ITB telah memiliki empat program studi yang terakreditasi secara internasional, di mana ITB merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki akreditasi secara internasional dari ABET. Dengan diraihnya akreditasi ABET merupakan jaminan bagi para calon mahasiswa dan orang tua untuk memilih institusi pendidikan yang berkualitas baik secara nasional maupun internasional.[8]
Dengan akreditasi ABET tersebut, lulusan ITB mulai tahun 2012 akan mendapatkan ijazah tak hanya akreditasi BAN-PT tetapi juga terdapat logo ABET yang membuktikan bahwa lulusan ITB telah terdidik dengan standar internasional, tidak hanya terlembaga tetapi juga telah tersertifikasi secara resmi.[8]
Adanya akreditasi ini juga manfaatnya dapat dirasakan oleh para pengguna lulusan ITB. Anak didik ITB memiliki standar profesional kerja yang dapat disamakan dengan lulusan luar negeri ternama. Sehingga perusahaan penerima mereka dapat lebih yakin terhadap almamater mereka.[8]
Kemudian program studi Kimia FMIPA telah berhasil meraih akreditasi internasional dari The Royal Society of Chemistry (RSC) yang merupakan lembaga akreditasi terkemuka di Inggris (UK).[16]
Selektifitas
Seleksi penerimaan mahasiswa ITB dilakukan secara ekslusif melalui seleksi secara nasional. Dalam sejarahnya, ITB adalah universitas yang paling selektif bukan saja di dalam negeri tapi juga di dunia.[8] Di tahun 2000, survei Asiaweek mencatat bahwa untuk seleksi penerimaan mahasiswa ITB menduduki ranking pertama di Asia.[9] Di tahun 2008, tingkat penerimaan agregat (aggregate admission rate) ITB adalah 4%,[10] lebih rendah (lebih selektif) daripada Harvard di tahun yang sama, yakni 9%.[12]Di tahun 2013, tergantung Falkutas yang bersangkutan, tingkat penerimaan di ITB berkisar antara 3.5-6.3%,[17] setara dengan Stanford (5.7%) dan Harvard (5.8%) dan lebih selektif dari Yale (6.9%), Princeton (7.4%), dan MIT (8.3%).[18]
Di tataran nasional, menurut tingkat keketatan masuk SNMPTN bidang IPA tahun 2009, ITB merupakan perguruan tinggi dengan tingkat kesulitan tertinggi dari 422.159 peserta ujian. Sebagai gambaran untuk tahun 2007 nilai rata-rata ujian seleksi masuk yang diterima di ITB adalah 808,82; disusul berikutnya UI (762,85), Unair (723,01), ITS (719,70), UGM (673,52).[19]
Tahun 2008 ITB (826,01), UGM (774,09), Unair (742,60), UI (732,20), ITS (709,86).[19]
Tahun 2009 ITB (92,54), UGM (88,88), UI (87,11), ITS (83,55), Unair (83,36).[19]
Sedangkan pada tahun 2012, ITB memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu 788,34; disusul UI (735,94), UGM (677,63), ITS (675,53), dan Unair di urutan ke lima.[20][21]
Reputasi
Berdasarkan tingkat kepopuleran perguruan tinggi di dunia maya, dengan jumlah sampel 335 institusi perguruan tinggi oleh 4icu.org untuk tahun 2012, ITB masih menjadi perguruan tinggi terpopuler di Indonesia.[22] Hingga pertengahan Juli 2012, ITB menempati peringkat ke-13 di lingkup Asia,[23] dan peringkat ke-82 di dunia (satu-satunya yang mewakili Indonesia di dalam Top 200 Colleges and Universities in the world)[24].Sedangkan menurut penilaian lembaga pemeringkatan perguruan tinggi asal Inggris tahun 2009, THE-QS, ITB menempati peringkat 80 di dunia dalam bidang Teknik dan IT, satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mampu masuk dalam 100 besar pemeringkatan. Peringkat pertama sendiri diduduki oleh MIT.[25]. Kemudian pada tahun 2011 dalam bidang yang sama, peringkat yang ditempati ITB menjadi peringkat 100 di dunia.[26]
Dari tahun 2007 hingga saat ini, khusus untuk bidang Engineering & Technology dan Natural Sciences, ITB menempati peringkat pertama di Indonesia dan satu-satunya kampus di Indonesia yang memperoleh "bintang empat" dari QS World University Rankings.[27]
- Pada tahun 2009, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-21 di Asia[28] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-27 di Asia[29] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2010, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-30 di Asia[30] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-35 di Asia[31] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2011, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-26 di Asia[32] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-41 di Asia[33] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2012, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-27 di Asia[34] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-35 di Asia[35] dan peringkat pertama di Indonesia.
Syarat-syarat masuk ITB
Persyaratan Pendaftaran Awal Mahasiswa Baru ITB 2011
Dokumen-dokumen
persyaratan yang harus dibawa dan dilengkapi calon mahasiswa pada saat
pelaksanaan Pendaftaran Awal Mahasiswa Baru ITB, adalah sebagai berikut :
- Print Out Pengisian Data Calon Mahasiswa Mahasiswa Baru ITB 2011. Bila anda tidak berhasil melaksanakan Pendaftaran Mahasiswa Baru di situs resmi ITB (http://www.itb.ac.id/usm-itb/), silakan langsung hadir pada saat Pendaftaran Awal Mahasiswa Baru ITB, pada tanggal 31 Mei 2011, dengan membawa kelengkapan dokumen yang disyaratkan.
- Kartu Tanda Bukti Pendaftaran SNMPTN 2011 – Jalur Undangan (asli). Calon mahasiswa yang tidak membawa Kartu Tanda Bukti Pendaftaran SNMPTN 2011 – Jalur Undangan, tidak diperkenankan memasuki ruangan pelaksanaan Pendaftaran Awal Mahasiswa Baru ITB 2011.
- Kartu Identitas asli, sesuai dengan kartu identitas yang digunakan untuk melaksanakan pendaftaran peserta SNMPTN 2011 – Jalur Undangan.
- Surat Keterangan dari Kepala Sekolah asli yang menerangkan kelulusan SLTA dan NISN calon mahasiswa yang bersangkutan.
- 3 (tiga) lembar pasfoto hitam putih ukuran 3 x 4 cm.
- Khusus bagi calon mahasiswa peserta KN-ITB 2011, menyerahkan Surat Rekomendasi Perusahaan asli atau Surat Pengantar dari Pemerintah Daerah asli.
- Akte Kelahiran asli dan 1 (satu) lembar fotokopi. Surat Kenal Lahir dan/atau dokumen sejenis selain Akte Kelahiran, tidak dapat digunakan.
- Bukti Kelulusan SLTA Asli berupa STTB/Ijazah dan/atau Tanda Lulus/SKHUN Sementara dari SLTA asal, dan 1 (satu) fotokopi, dilegalisasi oleh Kepala Sekolah. Kelulusan SLTA merupakan syarat utama untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. ITB akan membatalkan kelulusan calon mahasiswa yang tidak mampu menunjukkan bukti kelulusan SLTA dari penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN 2011 – Jalur Undangan.
- Rapor SLTA asli dan 1 (satu) fotokopi, dilegalisasi oleh Kepala Sekolah.
- Bukti pelunasan BPPM asli dan 1 (satu) fotokopi. Calon mahasiswa harus sudah melunasi BPPM pada tanggal 18 - 30 Mei 2011, sesuai dengan nilai BPPM yang dijanjikan pada Surat Kesediaan Pembayaran BPPM ITB 2011.
- Bukti pelunasan Biaya Matrikulasi asli dan 1 (satu) fotokopi. Pelunasan Biaya Matrikulasi dilakukan mulai tanggal 18 - 30 Mei 2011, dengan mencantumkan nama calon mahasiswa, nama orang tua, dan nomor pendaftaran SNMPTN 2011 – Jalur Undangan, di lembar transfer Biaya Matrikulasi. Pelunasan Biaya Matrikulasi dapat dilakukan melalui transfer ke nomor rekening BNI-ITB 09.00002017 an. Penampungan Kemitraan ITB. Pelunasan Biaya Matrikulasi tidak dapat ditunda.
- Sertifikat Bukti Prestasi asli (bila ada) dan 1 (satu) fotokopi, dilegalisasi oleh Kepala Sekolah.
- Formulir Catatan Kesehatan asli yang telah diisi dan ditandatangani oleh dokter umum. Format Formulir Catatan Kesehatan dapat diunduh di situs http://www.itb.ac.id/usm-itb/kit-daftarawal.zip mulai tanggal 18 - 30 Mei 2011.
- Formulir Data Ekonomi Calon Mahasiswa asli yang telah diisi dan ditandatangani di atas meterai Rp. 6000,-., bagi calon mahasiswa yang mengajukan permohonan Subsidi BPPM 25%, 50%, 75%, atau mengajukan permohonan subsidi BPPM dan BPPS 100%, atau mengajukan lamaran Beasiswa BIDIK MISI. Formulir Data Ekonomi Calon Mahasiswa dapat diunduh di situs http://www.itb.ac.id/usm-itb/kit-daftarawal.zip mulai tanggal 18 - 30 Mei 2011.
- Calon mahasiswa yang tidak mengajukan permohonan subsidi/Beasiswa tidak perlu mengisi Formulir Data Ekonomi.
- Pengisian Formulir Data Ekonomi tersebut dilakukan dengan langsung mengisikan data pada file MS Excel yang telah disediakan.
- Formulir Data Ekonomi diserahkan kepada panitia dalam bentuk Print Out dan CD berisi file MS Excel yang telah diisi lengkap.File tersebut disimpan dengan menggunakan nomor peserta calon mahasiswa yang bersangkutan sebagai nama file (contoh : 41100YYYYY.xls)
- Surat Keterangan Bebas Buta Warna dari Dokter Spesialis Mata asli, sesuai dengan format yang disediakan ITB di situshttp://www.itb.ac.id/usm-itb/kit-daftarawal.zip, bagi calon mahasiswa yang dinyatakan diterima di sekolah/fakultas berikut :
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (khusus peminat program studi Kimia)
- Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
- Sekolah Farmasi
- Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
- Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
- Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (khusus peminat program studi Teknik Lingkungan)
- Fakultas Teknologi Industri (khusus peminat program studi Teknik Kimia)
- Fakultas Seni Rupa dan Desain
Semua
persyaratan dan dokumen tersebut harus dibawa pada saat Pendaftaran Awal
Mahasiswa Baru ITB 2011. Kekurangan/ketidaklengkapan persyaratan dan dokumen,
akan menyebabkan kelulusan calon mahasiswa yang bersangkutan di SNMPTN 2011 –
Jalur Undangan dibatalkan dan tidak dapat diklaim kembali untuk alasan apa pun.
Persyaratan Peserta Beasiswa BIDIK MISI
Bagi
calon mahasiswa yang mengajukan permohonan Beasiswa BIDIK MISI atau permohonan
subsidi BPPM dan BPPS 100%, selain dari kelengkapan akademik di atas,
diharuskan untuk membawa kelengkapan dokumen persyaratan pengajuan Beasiswa
BIDIK MISI pada saat pelaksanaan Pendaftaran Awal Mahasiswa Baru ITB 2011, pada
tanggal 31 Mei 2011. Kelengkapan dokumen tersebut adalah :
- Formulir Pendaftaran Beasiswa BIDIK MISI (khusus bagi calon mahasiswa yang mengajukan Beasiswa BIDIK MISI) yang telah diisi lengkap, berfoto, dan ditandatangani di atas meterai Rp. 6000,-. Formulir tersebut dapat diperoleh di situs http://www.itb.ac.id/usm-itb/kit-daftarawal.zip.
- Fotokopi Kartu Keluarga Miskin. Bagi keluarga yang tidak memiliki kartu Keluarga Miskin, harus menyertakan Surat Keterangan Penghasilan Orang tua/wali atau Surat Keterangan Tidak Mampu yang dapat dibuktikan kebenarannya, yang dikeluarkan oleh kepala desa/kepala dusun/instansi tempat orang tua bekerja/tokoh masyarakat.
- Fotokopi Kartu Keluarga yang mencantumkan nama calon mahasiswa.
- Fotokopi Kartu Identitas kedua orang tua calon mahasiswa.
- Rekomendasi dari Kepala Sekolah yang memberikan keterangan bahwa pendaftar adalah siswa berprestasi yang orang tua/wali-nya kurang mampu, sesuai dengan rekomendasi yang diberikan pada saat pendaftaran SNMPTN 2011 – Jalur Undangan di situshttp://undangan.snmptn.ac.id.
- Jika diperlukan dapat menyertakan bukti pendukung lain seperti fotokopi rekening listrik bulan terakhir (apabila tersedia aliran listrik) dan/atau bukti pembayaran PBB dari orang tua/wali-nya.
Program Matrikulasi
Calon
mahasiswa yang dinyatakan lulus di ITB melalui SNMPTN 2011 - Jalur Undangan
diharuskan mengikuti pelaksanaan program Matrikulasi secara penuh. Program
Matrikulasi akan dilaksanakan di Kampus ITB, Jl. Ganesa no. 10 Bandung, pada tanggal 27 Juni – 24 Juli 2011.
Program Matrikulasi akan berisi perkuliahan dan kegiatan-kegiatan lainnya
yang berfungsi sebagai sarana Adaptasi, Pemetaan Potensi, Pembekalan Calon
Mahasiswa, Pembinaan Karakter, Pengenalan Lingkungan Kampus, dan Penyetaraan
Kemampuan Akademik bagi calon mahasiswa sebelum memulai kegiatan perkuliahan di
ITB.
Ketentuan Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan yang
dibayar di Muka (BPPM)
Pelunasan
BPPM telah dapat dilaksanakan mulai tanggal 18 - 30 Mei 2011. Pelunasan BPPM
hanya dilaksanakan 1 (satu) kali pada rentang waktu tersebut dan tidak dapat
ditunda/dilakukan secara angsuran. Ketentuan Pelunasan BPPM bagi calon
mahasiswa yang dinyatakan dapat diterima di ITB melalui SNMPTN 2011 adalah
sebagai berikut :
- Seluruh calon mahasiswa yang diterima di ITB melalui SNMPTN 2011 – Jalur Undangan, harus sudah melunasi BPPM pada tanggal 30 Mei 2011 sesuai dengan nilai BPPM yang dijanjikan pada Surat Kesediaan Pembayaran BPPM ITB 2011. Pelunasan BPPM dilaksanakan sesuai dengan tata cara yang tercantum di bawah ini.
- Bagi calon mahasiswa yang mengajukan permohonan subsidi BPPM 25%, 50%, 75%, atau calon mahasiswa yang mengajukan permohonan subsidi BPPM dan BPPS 100%. ITB akan menetapkan besar subsidi yang diberikan berdasarkan hasil verifikasi data ekonomi dan akan menyampaikan besaran BPPM yang harus dilunasi calon mahasiswa, pada tanggal 16 Juni 2011 melalui situshttp://www.itb.ac.id/usm-itb/. Pelunasan kekurangan nilai BPPM dari nilai yang telah dibayarkan sebelumnya harus dilaksanakan paling lambat pada tanggal 23 Juni 2011.
- Calon mahasiswa yang dinyatakan lulus pada program Beasiswa Minat tidak dibebani BPPM. Namun demikian tetap dibebani Biaya Program Matrikulasi.
- Bagi calon mahasiswa yang mengajukan permohonan Beasiswa BIDIK MISI, persetujuannya masih harus ditentukan berdasarkan hasil verifikasi data ekonomi. ITB akan menyampaikan persetujuan pemberian Beasiswa BIDIK MISI atau besaran BPPM yang harus dilunasi calon mahasiswa pada tanggal 16 Juni 2011 melalui situs http://www.itb.ac.id/usm-itb/. Bila dinyatakan harus melunasi BPPM, pelunasan BPPM harus dilaksanakan paling lambat pada tanggal 23 Juni 2011.
Tata Cara Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan yang
dibayar di Muka (BPPM)
Calon
mahasiswa harus sudah melunasi BPPM pada tanggal 18 - 30 Mei 2011, sesuai
dengan nilai BPPM yang dijanjikan pada Surat Kesediaan Pembayaran BPPM ITB
2011. Pelunasan BPPM dilakukan tanggal 18 - 30 Mei 2011, dengan mencantumkan
nama calon mahasiswa dan nomor pendaftaran SNMPTN 2011 – Jalur Undangan, pada
lembar transfer BPPM. Pelunasan BPPM dapat dilakukan melalui transfer ke nomor
rekening berikut :
- BNI-ITB : 09.00001057 an. SDPA ITB / BPPM ITB
- BRI-ITB : 0000-0593-01-000032-30-3 an. SDPA ITB / BPPM ITB
- BUKOPIN ITB : 1003800-09-8 an. SDPA ITB / BPPM ITB
- Bank Niaga ITB : 026-01-08572-00-6 an. SDPA ITB / BPPM ITB
Pembayaran
BPPM dapat dilakukan dengan Setoran Tunai di Kasir Bank yang bersangkutan,
pemindahbukuan antar rekening Bank yang bersangkutan, Transfer dari Bank lain
ke rekening Bank yang bersangkutan, maupun ATM Bersama.
- Contoh pengisian Slip Setoran Tunai di Kasir Bank BNI :
- Nama Calon Mahasiswa : PUSPITARINI (41100XXXXX)
- No. rekening Bank BNI : 0900001057
- Jumlah Setoran : Rp. 41.250.000,- (merupakan Nilai BPPM yang dijanjikan calon mahasiswa)
- Kolom Berita Setoran : Pelunasan BPPM atas nama PUSPITARINI (41100XXXXX)
- Contoh pengisian Slip Pemindahbukuan antar rekening :
- No. rekening Bank BRI : 0000 0593 01 000032 30 3 (rekening tujuan)
- No. rekening pengirim : YYYY YYYY YY YYYYYY YY Y (rekening debet)
- Jumlah Dana yang Dikirim : Rp. 41.250.000,- (merupakan Nilai BPPM yang dijanjikan calon mahasiswa)
- Kolom Berita Transfer : Pelunasan BPPM atas nama PUSPITARINI (41100XXXXX)
- Contoh pengisian Slip Transfer dari Bank lain :
- Nama Calon Mahasiswa : PUSPITARINI
- No. rekening Bank BUKOPIN : 1003800 09 8 (rekening tujuan)
- Bank Penerima : Bank BUKOPIN ITB
- Jumlah Dana yang Dikirim : Rp. 41.250.000,- (merupakan Nilai BPPM yang dijanjikan calon mahasiswa)
- Kolom Berita Transfer : Pelunasan BPPM atas nama PUSPITARINI (41100XXXXX)
- Contoh pelunasan menggunakan ATM Bersama :
- Pilih menu “TRANSFER”
- Pilih jenis rekening asal
- Pilih tujuan transfer “KE REKENING BANK LAIN”
- Masukkan no. rekening tujuan “009 0900001057”
- Masukkan jumlah dana yang di transfer
Informasi selengkapnya mengenai Pendaftaran
Mahasiswa Baru ITB 2011, dapat diperoleh di alamat :
Direktorat Pendidikan ITB
u.p. Kasubdit Penjaringan Mahasiswa
Gd. CCAR ITB lt.4, Jl. Tamansari 64 Bandung
Tel./Fax. : 022-2508519
Tel. : 022- 4254016, 022- 61083601
E-mail : usmitb@pusat.itb.ac.id
Website : http://www.itb.ac.id/usm-itb/
u.p. Kasubdit Penjaringan Mahasiswa
Gd. CCAR ITB lt.4, Jl. Tamansari 64 Bandung
Tel./Fax. : 022-2508519
Tel. : 022- 4254016, 022- 61083601
E-mail : usmitb@pusat.itb.ac.id
Website : http://www.itb.ac.id/usm-itb/
Universitas Andalas
Universitas Andalas
|
|
Lambang
Universitas Andalas
|
|
Moto
|
Untuk Kedjajaan Bangsa
|
Didirikan
|
23 Desember 1955
|
Jenis
|
|
Prof. Dr. H. Werry Darta Taifur, MA
(sejak 2011) |
|
Staf akademik
|
2.600[1]
|
Jumlah mahasiswa
|
26.000 orang[1]
|
Lokasi
|
|
Kampus
|
Limau Manis, Padang
|
Hijau tua
|
|
Julukan
|
Kampus hijau
|
Situs web
|
Universitas Andalas terdiri dari lima belas fakultas, dengan sebagian besar terletak di Limau Manis, sekitar 12 km dari pusat Kota Padang. Rektor Universitas Andalas sejak tahun 2011 adalah Prof. Dr. Werry Darta Taifur, MA.
Majalah Tempo pada tahun 2009 menempatkan Unand di peringkat ke-14 atau posisi pertama di luar Pulau Jawa dalam analisisnya terhadap kapasitas alumninya yang diserap oleh dunia usaha.[3] Webometrics menobatkan Unand sebagai 100 perguruan tinggi terbaik di ASEAN (peringkat ke-26) atau peringkat ke-8 di Indonesia (terbaik di luar Pulau Jawa) pada Januari 2011.[4] Pada tahun 2014, Unand mendapat akreditasi institusi dengan peringkat A dan masuk klaster Perguruan Tinggi Mandiri dalam bidang penelitian. Publikasi dosen Unand yang terindeks Scopus pada 2014 mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2013. Dalam bidang lingkungan kampus, Unand bertengger pada peringkat ke-8 di Indonesia berdasarkan UI GreenMetric World Class University bersamaan dengan penghargaan upaya penghijauan kampus dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2011.[5]
Sejarah
Universitas Andalas periode awal (1948-1958
Mohammad
Hatta, pencetus nama Universitas Andalas
Keinginan masyarakat Sumatera
Barat untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi sudah ada sejak memasuki
abad ke-20. Hal itu dapat dipahami karena pada masa itu sudah muncul golongan intelektual
dan cendekiawan
yang peduli dengan pendidikan anak bangsa. Namun, Pemerintah
Kolonial Belanda tidak memberi kesempatan sedikit pun untuk mewujudkannya.
Gagasan itu kembali mengemuka seiring diproklamasikannya kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Keinginan untuk mendirikan suatu
jenjang pendidikan tinggi di Sumatera Barat baru dapat diwujudkan pada tahun
1948 dengan mendirikan enam akademi, yaitu: Akademi Pamong Praja, Akademi
Pendidikan Jasmani, Akademi Kadet, Akte A Bahasa Inggris, dan Sekolah Inspektur
Polisi. Keenam akademi tersebut berada di Bukittinggi.
Selanjutnya, keberhasilan pendirian akademi ini mendorong sebuah yayasan
pendidikan bernama Yayasan Sriwijaya untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi
Hukum Pancasila (BPTHP) di Padang pada tanggal 17 Agustus 1951. Mengikuti langkah Yayasan
Sriwijaya tersebut, kemudian pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan
Guru di Batusangkar
pada tanggal 23 Oktober 1954, Perguruan Tinggi Negeri Pertanian di Payakumbuh
pada tanggal 30 November 1954, dan Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu
Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) di Bukittinggi pada tanggal 7 September 1955.
Keempat fakultas tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad
Hatta. Seiring dengan itu, Yayasan Sriwijaya pun menyerahkan BPTHP kepada
Pemerintah Provinsi Sumatera Tengah. Dan, sejak itu BPTHP berganti nama
menjadi Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.[6]Kelima fakultas itu menjadi cikal bakal dalam mendirikan Universitas Andalas. Oleh karena merupakan universitas pertama yang didirikan di Pulau Sumatera, maka Bung Hatta mengusulkan nama Universitas Andalas, dengan merujuk kepada nama Pulau Sumatera yang juga dikenal dengan Pulau Andalas. Pada tanggal 13 September 1956, Wakil Presiden Mohammad Hatta meresmikan pembukaan Universitas Andalas di Bukittinggi. Selanjutnya, pada tahun 1958, untuk pertama kalinya Universitas Andalas mulai memetik hasil dengan lulusnya Mr. Rudito Rachmad sebagai Sarjana Hukum pertama. Satu tahun berikutnya, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat mewisuda pula empat mahasiswanya, yaitu Mr. Herman Sihombing, Mr. Zawier Zienser, Mr. Eddy Ang Ze Siang, dan Mr. Djalaluddin Ilyas.[7]
Universitas Andalas periode PRRI (1958-1961)
Beberapa bulan setelah meresmikan Unand, Bung Hatta yang tidak sepaham lagi dengan Presiden Soekarno meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden. Sehingga berakhirlah Dwi Tunggal Soekarno-Hatta. Beberapa tokoh militer dan politik pun kemudian bersepakat untuk "menegur" pusat dengan mendirikan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan menjadikan Sumatera Tengah, khususnya Sumatera Barat sebagai basisnya.[8]Oleh karena itu, banyak dosen dan mahasiswa Unand yang menunjukkan kesepahamannya dengan PRRI. Akibatnya, Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan untuk menumpas PRRI juga memporakporandakan kampus Unand yang tersebar di beberapa kota: Padang, Bukittinggi, Batusangkar, dan Payakumbuh serta juga yang baru dibangun di Baso. Situasi politik pada waktu itu benar-benar tidak kondusif untuk melaksanakan aktivitas perkuliahan. Dosen-dosen yang didatangkan dari luar negeri, terutama dari Eropa, ada yang pulang ke negaranya masing-masing dan ada pula yang pindah ke Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Pertanian Bogor. Pada masa PRRI dapat dikatakan sebagai masa kemunduran Universitas Andalas.[9]
Perkembangan dan saat ini (1961-sekarang)
Seiring dengan berakhirnya PRRI, Unand kembali menata perkembangannya. Pada tahun 1961, Unand membuka kembali Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan memindahkannya ke Padang. Sedangkan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) baru dapat dibuka setahun kemudian dan itupun cuma dengan satu jurusan, yaitu Biologi. Selanjutnya, Perguruan Tinggi Ekonomi yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Pancasila pada tanggal 7 September 1957 menggabungkan diri dengan Unand. Pada tanggal 9 Oktober 1963, Unand membuka Fakultas Peternakan. Fakultas ini merupakan Fakultas Peternakan pertama yang didirikan di Indonesia. Dengan demikian, sampai tahun 1963 Unand telah memiliki tujuh (7) fakultas, namun pada tahun berikutnya FKIP memisahkan diri dan berkembang menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dan selanjutnya berubah nama menjadi Universitas Negeri Padang (UNP).[10]Dengan kepindahan kampusnya ke Padang, Unand mulai membenahi diri secara menyeluruh, baik dari segi organisasi, dosen, maupun infrastruktur. Kampus Air Tawar dibangun untuk Fakultas Pertanian, FIPIA, Fakultas Peternakan, dan FKIP (sekarang menjadi kampus UNP). Adapun Fakultas Ekonomi dibangun di kampus Jati, Padang (sekarang kampus Fakultas Ekonomi Program Reguler Mandiri dan STIE Dharma Andalas). Sedangkan Fakultas Kedokteran terdapat di dua lokasi, yaitu Kampus Jati dan Pondok. Fakultas Hukum tetap berada di kampusnya yang lama di Parak Karambia (sekarang kampus Fakultas Hukum Program Reguler Mandiri). Adapun rektorat Unand berada di kampus Jati bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi. Pada tahun 1962, jumlah dosen Unand sudah mencapai 261 orang, termasuk 180 orang dosen luar biasa dan "dosen terbang". Adapun jumlah mahasiswanya sudah mencapai 3920 orang.[11]
Pada tahun 1982, Fakultas Sastra didirikan dan mulai menerima mahasiswanya untuk angkatan pertama. Pada awalnya fakultas ini bernama Fakultas Sastra dan Sosial Budaya kemudian berganti nama menjadi Fakultas Sastra karena Jurusan Sosiologi dengan Program Studi Sosiologi dan Antropologi yang juga baru dibuka "dititipkan" di fakultas ini. Kedua program studi tersebut menjadi cikal bakal untuk mendirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pada tahun 1993. Fakultas Sastra kemudian juga berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 2011. Kampus kedua fakultas ini terletak di Jl. Situjuh, Jati, Padang, yang sebelumnya merupakan Labor Fisiologi Fakultas Kedokteran (sekarang rumah dinas rektor dan gedung percetakan Unand). Berikutnya, Unand membuka pula dua program studi Teknik Mesin dan Teknik Sipil pada tahun 1985, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Fakultas Teknik. Pada awalnya pengelolaan kedua program studi ini berada di Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA), sedangkan dalam pelaksanaan perkuliahannya Unand bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pendirian Fakultas Teknik ini baru disetujui oleh Dirjen Dikti pada tanggal 13 Mei 1993.[12]
Rektorat Universitas Andalas
Sementara itu, Pendidikan Ahli Administrasi dan Perusahaan
(PAAP) yang dibuka di Fakultas Ekonomi pada tahun 1980 berubah nama menjadi
Program Diploma III (DIII) Ekonomi. Unand selanjutnya merintis pula pembukaan
dua fakultas nongelar teknologi pada tahun 1982, yaitu Politeknik Teknologi dan Politeknik Pertanian. Kampus
Politeknik Teknologi berada di Padang
sedangkan kampus Politeknik Pertanian berada di Tanjung Pati, Payakumbuh.
Fakultas Kedokteran juga mengembangkan diri dengan membuka Program Pendidikan
Dokter Spesialis pada tahun 1984. Setahun berikutnya, Unand membuka Program
Pascasarjana dengan bekerja sama dengan IPB dan baru pada tahun 2000 Program
Pascasarjana ini mulai berdiri sendiri serta mulai pula mendirikan Program
Doktor (S3). Seiring dengan itu, Fakultas Ekonomi juga mulai menerima mahasiswa
S2 untuk program Magister Manajemen. Selanjutnya, pada tahun 2008 Unand
mengembangkan dua jurusan menjadi dua fakultas. Kedua fakultas itu adalah:
Fakultas Teknologi Pertanian yang dikembangkan dari jurusan Teknologi Pertanian
di Fakultas Pertanian dan Fakultas Farmasi yang
dikembangkan dari jurusan Farmasi di FMIPA. Berikutnya, pada tanggal 13 Juli
2012 Fakultas Kedokteran dikembangkan lagi menjadi Fakultas Kesehatan
Masyarakat, yang menjadi fakultas kedua belas di Universitas Andalas.[13]Saat terjadinya gempa bumi tanggal 30 September 2009, identifikasi kerusakan yang terjadi di lingkungan kampus Unand memperlihatkan bahwa hampir semua gedung mengalami kerusakan bervariasi. Kerusakan paling berat terjadi di Fakultas Teknik Universitas Andalas. Sebagai respons cepat atas gempa tersebut, maka dibentuk Tim Emergency Response and Recovery untuk membantu masyarakat yang terkena musibah gempa yang diketuai oleh Drs. Alfan Miko, M.Si., Kepala Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Andalas. Dibentuk pula 2 posko gempa, yaitu di Kampus Limau Manis untuk koordinasi dan penghimpunan mahasiswa untuk jadi relawan dan Posko Kampus Unand di Jalan Perintis Kemerdekaan untuk relawan dan penghimpunan berbagai sumbangan.[14]
Pada awalnya pembangunan kampus Unand direncanakan di Ulu Gadut, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Namun karena lokasi itu berdekatan dengan pabrik PT Semen Padang sehingga sangat berpeluang terkena polusi. Jadi, diusulkan tiga alternatif lain sebagai gantinya, yaitu: Bukit Tambun Tulang (Padang Pariaman), Tunggul Hitam (dekat Bandar Udara Tabing), dan Bukik Karamuntiang di Pauh, Padang. Adapun yang yang paling memenuhi di antara ketiganya adalah Bukik Karamuntiang. Lokasi ini berada di Kenagarian Limau Manis, Kelurahan Koto Panjang, Kecematan Pauh dan terletak sekitar 15 km sebelah timur pusat Kota Padang. Pembangunan kampus Limau Manis ini secara simbolis dimulai pada tanggal 11 Maret 1986 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 4 Desember 1995. Kampus Limau Manis ini luasnya sekitar 500 hektare dan berada pada ketinggian ± 255 m di atas permukaan laut. Kampus ini menghadap ke Kota Padang dengan pemandangan Samudera Hindia yang biru membentang di sebelah barat. Pada bagian timur berjajar Bukit Barisan. Sementara di sisi utara dan selatannya terdapat lembah yang masing-masingnya dialiri oleh anak sungai. Bangunannya memiliki arsitektur yang unik: kombinasi dari model atap tradisional Minangkabau (tanduk kerbau) dan struktur yang bergaya modern. Universitas sedang dalam proses melengkapi fasilitas-fasilitasnya untuk mengakomodasi aktivitas akademik dan ekstrakurikuler. Hampir semua fakultas terletak di Limau Limau Manis, kecuali Fakultas Kedokteran yang terletak di daerah Jati, Padang, Fakultas Hukum Program Reguler Mandiri di daerah Parak Karambia (Jl. Pancasila), Padang, dan Politeknik Pertanian serta Fakultas Ekonomi kampus II di Payakumbuh.
Pusat Kegiatan Mahasiswa
Universitas Andalas sejak bulan November 2001 telah memiliki gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. Di gedung ini ditempatkan sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat fakultas sampai BEM Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Andalas, Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM) fakultas sampai tingkat universitas. Selain itu di gedung ini juga terdapat sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan kantor cabang pembantu BNI, dan Bank Nagari serta Anjungan Tunai Mandiri Bank Mandiri, BNI, Bank Nagari, dan Poliklinik.Asrama mahasiswa
Asrama mahasiswa Unand merupakan unit layanan yang memberikan dukungan layanan hunian bagi mahasiswa. Pada tahun 2012 terdapat enam bangunan asrama dengan beberapa fasilitas dasar seperti masjid, kafetaria, ruang belajar, ruang televisi, pantry, mini market, dan fasilitas olahraga.Mesjid
Mesjid Nurul Ilmi Universitas Andalas
Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga kampus,
telah dibangun satu buah masjid, yaitu Nurul Ilmi. Di samping tempat ibadah,
juga berkaitan dengan pengembangan rohani dan aktivitas sosial kemasyarakatan
lainnya.Sarana olahraga
Unand dalam memicu dan meningkatkan aktivitas olahraga mahasiswa telah membangun berbagai sarana olahraga, seperti:- Lapangan sepak bola
- Lapangan tenis
- Lapangan bola basket
- Lapangan bulu tangkis
- Lapangan bola voli
- Lapangan futsal
- Sarana panjat tebing, dan sebagainya
Transportasi
Mengingat posisi Unand yang relatif jauh dari pusat kota Padang, yaitu ± 15 km, maka sejak bulan Februari tahun 1992 pihak Unand telah menyediakan transportasi khusus bagi warga kampus dari kampus ke Kapalo Koto dan Pasar Baru, begitu juga sebaliknya. Pada saat sekarang Unand telah memiliki armada bus kampus sebanyak 40 buah. Sumber dana pengadaan bus kampus berasal dari berbagai pihak, termasuk sumbangan mahasiswa sendiri.Fasilitas pendukung lainnya
Untuk mendukung kegiatan ilmiah, Unand memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai, di antaranya auditorium, aula di Jati, tempat seminar gedung E, F, mess di Fakultas Kedokteran di Jati dan mess di Limau Manis. Unand juga telah membuat halaman situs sendiri yaitu www.unand.ac.id, melalui situs ini mahasiswa bisa mengakses segala informasi yang berkaitan dengan Universitas Andalas.Unit Kegiatan Mahasiswa
Pers kampus
Kegiatan pers kampus di Universitas Andalas dikelola oleh UKM Pers Mahasiswa yang sudah berdiri sejak tahun 1970. Pada saat ini UKM Pers Mahasiswa mengelola penerbitan koran kampus berupa penerbitan tabloid Genta Andalas. Selain tabloid UKM ini juga secara rutin setiap bulan menerbitkan buletin dan majalah. Genta Andalas merupakan satu-satunya media mahasiswa yang menjadi Official Media Partner wilayah Sumatera untuk BBC World Service Siaran Indonesia pada tahun 2007-2009.Rabbani
UKM Rabbani berdiri seiring dengan perpindahan kampus Unand ke Limau Manis. Cikal bakalnya bermula ketika terbentuknya pengurus Masjid Nurul Ilmi pada tahun 1991. Oleh karena itu, organisasi ini memusatkan kegiatannya di masjid tersebut. UKM Rabbani memiliki koordinasi dengan Forum Studi Islam (FSI) di setiap fakultas. UKM ini lebih menekankan kegiatannya pada pendalaman pemahaman ajaran Islam.AIESEC Komite Lokal Universitas Andalas
AIESEC merupakan singkatan dari Association Internationale et Studiant Sociale Economic Commerciale dengan tujuan untuk menggali potensi generasi muda. AIESEC didirikan pada tahun 1948 dan sekarang tersebar pada 800 universitas dengan 650 Komite Lokal di 100 negara. Komite Lokal AIESEC di Indonesia terdapat di 6 perguruan tinggi dan Komite Lokal Unand merupakan satu-satunya di luar Pulau Jawa. Kegiatan Komite Lokal AIESEC Unand di antaranya adalah Exchange Program, Family Gathering, National Conference I di Bukittinggi, dan lain-lain.Unit Kegiatan Olahraga (UKO)
Kehadiran UKO di Unand berkembang seiring dengan perkembangan fasilitas olahraga. UKO memiliki agenda tahunan sepak bola bernama LIGUNA (Liga Universitas Andalas) yang diikuti oleh semua fakultas.Resimen Mahasiswa (Menwa)
Menwa didirikan pada tahun 1963 oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal A. H. Nasution. Menwa Unand berada di bawah Menwa Maharuyung dengan pembinanya Ir. Ismet Iskandar, M.S. Kegiatan-kegiatan Menwa, di samping melakukan latihan rutin, juga mengikuti latihan-latihan bela negara yang dilaksanakan oleh TNI. Menwa menjadi andalan Unand dalam menjaga keamanan para tamu terhormat yang datang berkunjung ke kampus Limau Manis.Pramuka
Unand memiliki dua gugus depan, yaitu Gudep Padang 06.067 dan Gudep 06.068. Kegiatan pramuka lebih banyak bersifat sosial, seperti donor darah, pengabdian masyarakat, pelatihan bencana, pelatihan survival, manajemen administrasi, manajemen organisasi, kepemimpnan dan sebagainya. Selain itu, setiap tahunnya UKM ini selalu terlibat dalam pengamanan kegiatan SNMPTN di Unand. Pramuka Unand juga mengadakan Lomba Penegak se-Sumatera di Limau Manis setiap tahunnya yang lebih dikenal dengan nama FIESTA (Festival Swarnadwipa Tahunan) UNAND. .Mahasiswa Pencinta Alam
Mapala Unand didirikan pada tahun 1984. Keberadaan Mapala telah ikut mengharumkan nama Unand dengan prestasi yang diukirnya, di antaranya: Cartenz Pyramid Expedition, mengikuti National Adventure Competition MEPA UNS, Ekspedisi Pembukaan Jalur Wisata Gunung Malintang dan Danau Tinggal, Penanggulangan Bencana Gempa di Solok, dan lain-lain. Mapala Unand dibina oleh Drs. Irsyad Agus, M.S.Pandekar
UKM Pandekar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bela diri mahasiswa, khususnya silat tradisional dan kombinasi bela diri lainnya. Pandekar merupakan UKM yang memiliki banyak cabang, di antaranya pencak silat, karate, tarung derajat, taekwondo, wushu, tapak suci, dan lain-lain. Pembina UKM Pandekar adalah Ir. Adlis Santoni, M.S.Neo-Telemetri
UKM Neo-Telemetri merupakan organisasi mahasiswa yang memfokuskan kegiatannya untuk memahami dan menguasai bidang teknologi dan informasi. Pada waktu didirikan tahun 2001, UKM ini bernama Telemetri, kemudian berganti nama menjadi Neo-Telemetri pada tahun 2006. Moto yang diusung oleh UKM ini adalah IT for future. Pembinanya adalah Dr. Yossyafra, S.T., M.Eng.Sc.Pengenalan Hukum dan Politik (PHP)
UKM ini didirikan atas idealisme yang kuat: menjadi kekuatan netral dan berupaya untuk menjembatani berbagai kepentingan yang ada di kalangan mahasiswa. Untuk itu, UKM ini bergiat dalam mengenalkan hukum kepada mahasiswa. Selanjutnya, diharapkan akan muncul dan berkembang sensitivitas sosial dan politik mahasiswa dalam melihat dan memahami fenomena kemasyarakatan.Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI)
KSR PMI merupakan salah satu kesatuan dari organisasi PMI. UKM ini berdiri pada tahun 1999 dan menjadi wahana untuk menghimpun anggota PMI dari perguruan tinggi. Sekarang, anggota KSR PMI Unand berjumlah 178 orang dan memiliki 55 relawan. Melalui berbagai pelatihan dan kegiatan yang diadakan, diharapkan para anggota mempunyai pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap, dan jiwa kemanusiaan, serta mampu menjiwai dan menjunjung nilai-nilai kepalangmerahan.Koperasi Mahasiswa (Kopma)
Kopma adalah organisasi primer yang menyediakan kebutuhan pokok mahasiswa untuk menunjang proses belajarnya. Bidang-bidang usaha Kopma Unand adalah unit simpan pinjam, unit foto kopi, unit usaha bursa mahasiswa, warung kopma, dan wapostel. Berbeda dengan UKM lainnya, semua mahasiswa Unand merupakan anggotanya, Kopma didirikan pada tahun 1982.Penalaran (UKMP)
UKM Penalaran merupakan unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang penelitian dan penulisan ilmiah. Kegiatan rutin dari UKMP adalah Penalaran Mengajar, sebuah kegiatan yang nantinya fokus pada upgrade skill mahasiswa Unand dan anggota dalam bidang penulisan ilmiah, public speaking, leadership, dll. Bukti nyata dalam bidang penelitian, saat ini UKMP tergabung dalam Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa Indonesia dan pada periode kepengurusan 2012-2013 menjabat sebagai Koordinator Wilayah Sumatera dan Kalimantan.Laman Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Informasi umum yang akan diperoleh adalah mengenai :
- Deskripsi seleksi Pascasarjana, SNMPTN dan SBMPTN
- Persyaratan Umum untuk calon mahasiswa
- Tata cara pendaftaran
- Kelompok program studi dan aturan pilihan untuk pendaftar
- Prinsip dan mekanisme seleksi
- Kriteria penilaian
- Daya tampung untuk tiap-tiap program studi
- Persayaratan yang perlu dipenuhi oleh siswa pendaftar pada tiap program studi
- Akreditasi masing-masing program studi dan data mengenai keketatan penerimaan terhadap peminat pada tahun sebelumnya
- Deskripsi masing-masing program studi
Biaya
- Biaya SNMPTN ditanggung oleh pemerintah. Siswa pelamar tidak dikenai biaya seleksi.
- Biaya SBMPTN ditanggung bersama oleh Pemerintah dan Peserta.
Perubahan ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan SBMPTN akan diinformasikan melalui laman http://www.sbmptn.or.id dan Panduan Peserta SBMPTN 2014.
Calon mahasiswa Pascasarjana yang ingin mendaftar melalui jalur beasiswa DIKTI, silahkan mendaftar di http://beasiswa.dikti.go.id/bppdn